Tingkatkan Kompetensi Kepemimpinan, SDM BSIP Aneka Kacang Ikuti Bimtek Komunikasi Efektif
“Leadership is not about position but ability to influence others”. Komunikasi efektif diperlukan dalam memengaruhi orang lain. Kompetensi kepemimpinan SDM BSIP Aneka Kacang dalam berkomunikasi ditingkatkan dalam acara “Bimtek Teknik Coaching dan Komunikasi Efektif”, Kamis (22/2/2024) di Aula BSIP Aneka Kacang.
Acara diselenggarakan oleh Pusat Standardisasi Instrumen Tanaman Pangan (PSITP) dengan tujuan meningkatkan pemahaman tentang kepemimpinan dan meningkatkan kompetensi pegawai dalam Teknik coaching dan komunikasi yang efektif. Dihadiri oleh Ka Sub Bag Tata Usaha, pejabat fungsional serta petugas layanan, BSIP Aneka Kacang mengikuti acara tersebut secara daring.
Inti dari paparan narasumber, Dr. Ir. Winny Dian Wibawa, M.Sc., yaitu pimpinan adalah pelayan, dan harus pandai-pandai menempatkan staf sebagai mitra. Pemimpin adalah individu yang mampu memengaruhi anggota kelompok/organisasi guna mendorong kelompok/organisasi tersebut mencapai tujuan. Pada hakikatnya, kepemimpinan adalah menyerasikan kepentingan berbagai pihak ke arah tujuan organisasi. Inti dari kepemimpinan adalah melayani supaya berdampak untuk banyak orang.
Dr. Winny menambahkan bahwa pemimpin yang agile (gesit/lincah)-adaptif-berintegritas sangat diperlukan saat ini. Komposisi pegawai bisa jadi sangat luas mulai dari generasi baby boomers, generasi ‘X’, generasi ‘Y’ atau milenial, hingga generasi ‘Z’, tentu memerlukan strategi penanganan agar terbentuk tim yang solid.
Macam generasi yang terbentuk berdasarkan rentang tahun kelahiran ini, memiliki karakter, keunggulan, dan kekurangan masing-masing. Dilansir dari laman Kompas.com, generasi baby boomers (tahun lahir 1946-1964) memiliki keunggulan mampu berperan sebagai mentor yang baik, namun biasanya enggan dikritik. Generasi ‘X’ (tahun lahir 1965-1980) umumnya lebih mampu menjadi penengah dan mampu mengatasi masalah. Organisasi saat ini didominasi oleh generasi milenial (tahun lahir 1981-1996) dengan karakter ingin diapresiasi, namun mandiri dan lebih mampu bertenggang rasa. Sedangkan generasi ‘Z’ lebih berpikiran terbuka dan melek digital.
Pemimpin harus mampu membangun komunikasi tanpa sekat tetapi tetap mengendalikan tim. Mampu memberdayakan semua generasi untuk mencapai tujuan organisasi. Tentu, harus ada partisipasi aktif dari anggota tim dan komitmen pada kesepakatan bersama. Dengan demikian akan terbentuk kerja sama tim sehingga output organisasi akan sama bahkan melampaui target. — Pratanti Haksiwi Putri